Monday, January 28, 2013

BURUNG SIKEP

Sikep-madu Sulawesi

Sumber foto: Thomas Luken @orientalbirdimages

Nama Latin: Pernis celebensis (Wallace, 1868)
Nama Inggris: Barres Honey Buzzard
Deskripsi:
Berukuran 51-61 cm. Punggung berwarna coklat, dada bagian atas berwarna merah karat dan bercoret hitam. Dada bagian bawah sampai perut berwarna abu-abu berpalang putih. Kepala abu-abu, tenggorokan putih bergaris hitam. Ekor coklat abu-abu pucat. Juvenile: berwarna lebih pucat dan lebih sedikit coretan.
Suara:
Lebih banyak diam. Pada musim berbiak mengeluarkan suara teriakan memanggil yang keras.
Penyebaran global:
Endemik Sulawesi dan Filipina. Burung yang tidak umum, tapi tersebar di beberapa daerah terbatas.
Penyebaran lokal:
Burung penetap yang endemik di paling tidak 4 pulau di Sulawesi: Sulawesi, Peleng, Muna, dan Buton.
Kebiasaan:
Hidup di hutan primer dan tepi hutan, terutama di perbukitan atau pegunungan sampai ketinggian 1100 m, meski terkadang juga ditemukan di dataran rendah dengan ketinggian diatas 250 m. Burung yang pemalu, seringkali bertengger di dahan yang tersembunyi. Terkadang terlihat berjalan di permukaan tanah.
Makanan:
Seperti Sikep-madu lainnya, memakan sarang, larva, anakan dan lebah serta tawon dewasa. Juga memakan verteberata kecil dan serangga hymenoptera lainnya.

Perkembangbiakan: Telur 1-2. Di Filipina tercatat bertelur pada bulan Februari, sedangkan di Sulawesi pada bulan Mei. Satu individu betina pernah terekam dalam kondisi siap berbiak pada bulan September di Sulawesi. Masa pengeraman dan anak mulai bisa meninggalkan sarang tidak diketahui.

Sikep-madu Asia


Nama Latin: Pernis ptilorhynchus (Temminck, 1821)
Nama Inggris: Crested Honey Buzzard
Deskripsi:
Berukuran sedang (50 cm), berwarna hitam dengan jambul kecil. Warna sangat bervariasi dalam bentuk terang, normal, dan gelap dari dua ras yang berbeda yang masing-masing meniru jenis elang berbeda dalam pola warna bulu. Terdapat garis-garis yang tidak teratur pada ekor. Semua bentuk mempunyai tnggorokan berbercak pucat kontras, dibatasi oleh garis tebal hitam,sering dengan garis hitam mesial. Ciri khas ketika terbagn: kepala relatif kecil, leher agak panjang menyempit, ekor berpola.

Iris jingga, paruh abu-abu, kaki kuning, bulu berbentuk sisik (terlihat jelas pada jarak dekat).
Suara:
Keras, tingkatan nada meninggi seperti bunyi lonceng dengan empat tingkatan nada “wii-wiy-uho” atau “wiihiy-wiihiy”.
Penyebaran global:
Palearktika timur, India, dan Asia tenggara sampai Sunda Besar.
Penyebaran lokal :
Menetap (ras yang berjambul panjang torquatus dan ptilorhyncus), tersebar jarang di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa barat. Ras Palearktika timur yang berjambul pendek orientalis muncul sebagai pengunjung musim dingin di seluruh Sunda Besar sampai ketinggian 1.200 m.
Kebiasaan:
Sering mengunjungi hutan pegunungan. Ciri sewaktu terbang adalah beberapa kepakan dalam yang diikuti luncuran panjang. Melayang tinggi di udara dengan sayap datar. Mempunyai kebiasaan aneh yaitu merampas sarang tawon dan lebah.
Makanan:
Memakan lebah, tempayak, madu, sampai materi sarang lebah. Juga memakan buah-buahan yang lunak, dan reptilia.
Perkembangbiakan:
Sarang terbuat dari ranting-ranting bercampur daun hijau, diletakkan pada pohon di hutan. Telur 1-2 butir berwarna putih atau kuning tua dengan banyak bercak merah atau coklat.

1 comment: